Kamis, 19 Januari 2012

cantik ala islami

Dalam kehidupan manusia, kecantikan memainkan peran yg sangat besar. Manusia adalah satu-satunya makhluk ciptaan Allah Ta’ala dimuka bumi yg diberi kmpuan utk merasakan, menguasai, dan menikmati kecantikan.
Karena adanya rasa dan kesadaran akan kecantikan itulah yg membuat seorang lelaki tertarik dan berhasrat untuk menjalin hubungan dgn seorang wanita, baik wanita itu siap menerima  cintanya ataupun tidak. Sifat dan daya tarik seseorang itu berbeda antara yg satu dgn yg lainnya. Biasanya, kata cantik lebih identik pada syarat atau sifat fisik, baik kecantikan wajah maupun kecantikan tubuh dan keserasian anggota-anggotanya.
Tapi kalau boleh dikatakan, membuaat criteria tetap bagi kecantikan wajah dan fisik merupakan hal yg boleh-boleh saja. Sebab satu kenyataan yg tdk bias dipungkiri, terdapat beberapa kriteria maknawi (immaterial) dan spriritual yg mungkin untuk disepakati dan diterima bersama.

Yang dimaksud “kriteria” spiritual dan maknawi adalah ...
sifat-sifat dan perangai terpuji yg harus ada dlm diri setiap laki-laki dan perempuan. Misalnya: jujur, ikhlas, merasa cukup (qana’ah), kedalaman iman kpd Allah SWT., suka member maaf, menghindari pembangkangan yg tdk perlu, iffat (memelihara kehormatan diri) yg mengharuskan utk berpegang pd prinsip=prinsip kemuliaan sekaligus memalingkan pelakunya dari berpikir khianat dan menodai diri dengan kotoran-kotoran khianat.
Dan berbagai sifat immaterial lainnya yg tdk ada kaitannya sama sekali dgn criteria kecantikan fisik yg sdh ketahui oleh masyarakat umum dan yg menjadi pertimbangan utama saat memberikan penilaian terhadap kecantikan wajah/fisik. Dan juga saling berbeda antara orang yg satu dgn yg lain.

Seorang wanita jujur yang benci dusta dan bertekad utk tdk datang menghampirinya, lebih pantas memperoleh penghormatan dan penghargaan serta acungan jempol dari seorang pria daripada seorang wanita pendusta atau wanita yg diketahui mudah berdusta dgn menggunakan tipu muslihat yg meyakinkan demi mewujudkan kepentingan pribadinya atau menutupi suatu urusan tertentu.

Sementara seorg wanita yg mudah diatur sekaligus taat kpd suami, akan memperoleh tempat terhormat dan kesempatan yg menyenangkan didekat pendamping hidupnya. Hal ini bertolak belakang dgn seorang wanita yg suka ribut, memancing pertengkaran, jalang, dan suka berkuasa.
Dari sisi lain kita bias melihat dgn jelas bahwa “penyakit” egoisme telah menancapkan kuku-kukunya pd diri seorg wanita atau laki-laki, akan menggerogoti keindahan, kecantikan dan ketampanan wajah / fisik manusia. Jika sifat-sifat maknawi / spiritual yg agung telah hilang/melemah, maka manusia tsb hanya menjadi kenikmatan fisik semata. Berarti mereka telah menjatuhkan dirinya ke tingkat binatang dan menjadi budak dari apa yg mereka sebut “insting hewani”. Atau oleh beberapa filosof Arab dinamakan sebagai “jiwa binatang”.

Kecantikan dan ketampanan tidak hanya terletak pada bagian yg tampak saja, tapi juga mencakup bagian-bagian yg tdk tampak oleh kasadmata, yaitu berbagai hal yg bersemayam di dalam hati, berupa perasaan-perasaan dan aura-aura yg memantul di raut wajah, laksana cahaya yg memantul di cermin atau sinar matahari yg memantul di atas permukaan air.
Sebagai contoh: terkadang anda dibuat terkagum-kagum oleh keelokan dan keindahan gunung yg menjulang tinggi dan lembah yg dalam. Tapi pada saat yg sama, hal itu juga membangkitkan rasa takut dalam diri anda. Demikianlah perumpaan kecantikan. Dalam menyingkapi kenyataan semuanya itu, muncullah tanya, Lalu.., apa arti kecantikan dan keindahan yg sebenarnya?
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kecantikan atau keindahan bukan hanya terletak pada bagian yg terlihat oleh mata saja. Sebab, terkadang dibalik pemandangan yg indah tersembunyi berita buruk. Kecantikan atau keindahan juga bukan apa-apa yg kita rasakan ketika berhadapan dgn sesuatu atau seseorang saja. Sebab, terkadang pemandangan pertama justru membuat kita tidak suka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar