Minggu, 18 Desember 2011

".. Diri Laksana Sebuah Kerajaan .."


Setiap manusia memerintahkan kerajaan kecil di dalam dirinya, di dalam kerajaan manusia itu diwakili oleh jiwa malaikat yg tinggi oleh karena adanya kalbu [hati].

Keadaan diri manusia, dapat disimpulkan dengan sebuah perumpaan :
Al Kursi, diwakili oleh otak
Lauh Mahfudz, diwakili oleh gudang perbendaharaan pikiran
Jiwa itu sendiri, tidak mempunyai tempat yang tertentu dan tidak dapat dipisah-pisahkan.
Diri kita diberi amanat sebuah
kerajaan kecil yang harus diurus dan dipelihara dengan baik. Diri kita diberi amanat sebuah kerajaan kecil yang harus diurus dan dipelihara dengan baik. Orang yang berpikiran sempit, diibaratkan seperti orang yang salah paham hingga seorang raja dipandangnya sebagai pesuruh yang berpangkat rendah [budak].

Kalimat “ ALLAHU AKBAR “ [ ALLAH Maha Besar ] itu bias berarti bahwa semua kekuasaan-Nya jauh lebih besar, jauh melebihi semua kekuatan yang kita miliki. Cinta kepada ALLAH harus dipelihara dan dipupuk subur dengan cara shalat dan ibadah-ibadah lainnya.
CINTA MERUPAKAN SUMBER KEBAHAGIAAN”

Namun demikian, ada beberapa kebodohan-kebodohan manusia, diantaranya :
1.      Mengambil kesimpulan-kesimpulan yang keliru. Tuhan itu tidak ada, alam ini terjadi begitu saja.
2.      Menolak ajaran-ajaran tentang alam akhirat.
3.      Kepercayaan tentang hari akhir dan alam akhirat sangat lemah, mereka percaya Allah Maha Besar tapi melalaikan kewajiban ibadah.
4.      Tidak percaya dan mengabaikan bahwa diperintahkan untuk mengekang nafsu dan amanah. Setiap diri manusia memiliki sifat tersebut tapi tidak dikendalikannya dengan baik.
5.      Yang menggantungkan dirinya pada pemberian dan karunia Allah dengan bersikap masa bodoh atas keadilan Allah tanpa mau berusaha.
6.      Yang mengaku seolah-olah telah mencapai tingkat kesucian, dimana dosa tidak dapat mempengaruhi mereka, tetapi seringkali berpikiran sempit hingga dapat menaruh dendam bertahun-tahun dank arena hal sepele, maka isi dunia seolah-olah Nampak sempit baginya.
“Na’udzubillaah min dzalikh” .. semoga kita semua terhindar dari semua itu dan tidak termasuk kedalam golongan orang-orang yang bodoh, seperti yang telah disebutkan diatas.

Dalam hukum-hukum agama islam menyatakan bahwa kita harus menahan diri dari godaan-godaan hawa nafsu/amarah yang punya batasan-batasan yang tepat, sehingga dapat menghindari dosa-dosa besar sedikitnya akan mendapat ampunan. “Laa Hawla Walaa Quwwata Illabillaah”.

”Setiap diri wajib berusaha semampunya”,
Sebagai acuan untuk kalimat diatas, mari kita simak 2 firman Allah berikut ini:
1.      “Dan tidak ada suatu binatang melatapun dibumi, melainka Allah lah yang memberinya     rezeki” [QS. Hud (11) : 6].
2.      “Dan bahwasanya seorang manusia tidak memperoleh selain apa yang telah diusahakannya” [QS. Al Najm (53) : 39].

2 hal penting yang harus diperhatikan selama manusia di dunia, yaitu:
1.       *>   Perlindungan dan pemeliharaan badan jasmani, ruh akan merawat badan jasmani.
2.      *> Memberi makan kepada rohani, yang terutama adalah berupa ilmu dan cinta kepada Allah SWT.
Cinta kepada Allah SWT ini, merupakan cinta pertama setiap manusia muslim/muslimah yang ditanamkan sedari masih dalam kandungan ibunya dan diperindah oleh kedua orangtuanya, guru, ustadz ataupun ustadzah. Yang merupakan bekal utama manusia itu sendiri dalam mengharungi kehidupannya kelak hingga penghujung perjalanannya. Jika keutamaan diri tidak dipertahankan dan dijaga dengan keras maka hati dan jiwanya akan terpikat oleh godaan dunia.

Barangsiapa yang bersungguh-sungguh ingin bertafakur tentang keabadian, dimana dunia itu dulunya tidak ada dan keabadian yang akan datang, dimana dunia itu tidak akan terwujud, dia akan mengetahui bahwa pada hakikatnya kehidupan manusia didunia ini benar-benar sebagai sebuah perjalanan.
Dunia adalah laknat dan semua yang ada didalamnya adalah laknat, “kecuali” mereka yang selalu ingat kepada Allah dan utusan-Nya. Insya Allah kita bukanlah yang termasuk kedalam golongan yang dilaknat tsb.

“Mata tidak sanggup melihat, telinga tidak sanggup mendengar, juga tidak dapat masuk kedalam hati manusia untuk memikirkan khazanah kebenaran”. Manusia memiliki 2 jiwa, yaitu jiwa kerohanian yang berasal dari alam malakut dan jiwa kehewanan yang ada didalam hati manusia. Sementara itu Allah SWT telah menciptakan manusia dengan memiliki akal dan fikiran yang semestinya dipergunakan dengan baik, sehingga jadilah manusia itu menjadi manusia seutuhnya [diri sabana diri] yang ingin ditujukan oleh Allah dengan ungkapan bahwa manusia adalah makhluk yang sempurna. Namun Kesempurnaan tetap hanya milik Allah SWT, karena Allah Maha Segala-galanya.

Bukan saja oleh karena ilmu pengetahuan dan getaran qalbu yang diperoleh manusia, maka jiwa manusia dapat menempati derajat pertama diantara makhluk, tetapi juga disebabkan karena kekuatan akal budinya. Sebagaimana halnya para malaikat yang mengawasi segala sesuatu didunia ini, demikian pula jiwa kita mengatur anggota badan.

Hal kebahagiaan, tidak bias dipisahkan dengan 
“Pengenalan Terhadap Tuhan”.
Setiap apa saja yang dirasakan, diterima sebagai suatu kenikmatan. Setiap manusia harus mempunya pandangan yang jernih, agar menemukan kenikmatan yang utama, bahkan dalam hal sepelepun.

“Renungkanlah Kekuasaan ALLAH SWT”
Manusia adalah mikrokosmos atau alam kecil dalam dirinya sendiri. Kebesaran manusia yang sesungguhnya terletak dalam sifat-sifatnya untuk mencapai kemajuan yang kekal.

Demikianlah untuk saat ini, semoga bermanfa’at bagi kita semua. dan bertemu lagi dalam postingan berikutnya.
Wassalamu’alaikum WW.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar